![]() |
Ilustrasi Google |
Bangkalan, ngokos.id -- Program insentif guru Madrasah dan guru ngaji yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Bangkalan akhir Desember 2018 lalu, dikeluhkan oleh AH, seorang kepala madrasah di Kecamatan Socah.
Kata dia, program itu menimbulkan kecemburuan antar guru karena tidak semua guru menerima insentif tersebut.
"Guru di madrasah saya 6 orang, yang dapat cuma 3. Karena tiap madrasah hanya dijatah 3 guru," kata AH, Senin, 7 Januari 2019.
Kondisi itu, menurut AH, membuat situasi di madrasah jadi serba tidak nyaman. Guru yang tidak menerima kerap menyindir dengan halus pada guru yang menerima insentif.
Bila ada sindiran, AH sebagai kepala sekolah hanya membalas dengan senyuman dan sampai bosan meminta maaf. Ke depan, dia pun berencana membagi rata insentif yang diterima.
"Insentifnya cuma 200 perbulan, katanya bayaran dirapel tiap tiga bulan," ujar dia.
Selain tidak merata, untuk insentif khusus bagi guru ngaji juga dinilai tidak tepat sasaran. AH mencontohkan guru ngaji lawas di kampungnya tidak masuk penerima insentif meski sudah didaftarkan.
Yang aneh, kata dia, setelah melihat daftar guru ngaji penerima. Ada satu nama asal Desa Parseh yang menerima insentif. Setahu AH, orang itu bukan guru ngaji melainkan tukang listrik.
"Sejak awal, pendapatan guru ngaji saya prediksi akan kacau memang. Sebab, semula pendataan satu pintu oleh NU. Tapi belakangan perangkat desa juga meminta data," ungkap dia.
0 Comments