Kenapa Hari Peduli Sampah Nasional digelar di SGB?




Bangkalan - Seorang teman tiba-tiba mengajak ke Gelora Bangkalan. Salah satu stadion paling megah di Pulau Madura. Kebetulan hanya 15 menitan dari tempat kami biasa nongkrong dan ngopi di Mlajah.

Stadion itu menarik perhatian dia, setelah dicantumkan Polres Bangkalan sebagai salah satu lokasi kegiatan bersih-bersih sampah dalam rangka memeringati Hari Peduli Sampah Nasional tiap tanggal 21 Februari.

"Memangnya SGB sekotor itu ya?," Katanya penuh tanya.
Semula, pertanyaan ini saya anggap aneh. Tapi, kemudian turut membuat bertanya-tanya. Misalnya kenapa panitia dari polres memilih SGB sebagai lokasi pungut-pungut sampah?



Maka touring pun dimulai, kami jelajahi SGB, mengamati tiap sudutnya. Dan kesimpulannya: sangat kotor. Misalnya banyak timbunan sampah di selokan. Mulai dari sampah plastik bekas bungkus makanan bercampur dengan guguran dedaunan.

SGB juga kumuh. Banyak gerobak pegadang diparkir di halaman stadion. Merusak pemandangan. Tempat sampah juga minim, hanya ada satu, itu pun kecil.

Bila tak ada pertandingan, halaman SGB memang disewakan ke pedagang kaki lima. Mulai dari telur gulung, hingga rumah balon. Bila malam, suasana kian riuh dengan suara odong-odong.



Trotoar yang mestinya hak pejalan kaki, diambil alih pedagang kopi. Bila tidak beli, tak boleh parkir di depan lapak kopi itu.

Saya kira, kebijakan menyewakan halaman ke padagang punya andil besar membuat SGB kumuh dan kotor.





Post a Comment

0 Comments