Jakarta, ngokos.id -- Beredarnya video Sandiaga Salahuddin Uno melangkahi makam KH. Bisri Samsuri menjadi isu menarik di media sosial beberapa hari ini. Dalam video itu, Sandi terekam menabur bunga kemudian melangkahi makam pendiri Pondok Pesantren Denyanyar Jombang tersebut.
Terlepas apakah Sandi mengerti atau tidak hukum melangkah diatas kuburan?, atau karena tidak ada yang mengarahkan? atau dia sedang dalam keadaan lupa dengan 'santri dan ulama' yang telah ia terima. Wallahu A'lam.
Meski sudah diklarifikasi oleh pengurus DPD Gerindra Jatim yang menganggap bahwa Sandi bukan tidak mengerti tentang etika ziarah kubur, namun kejadian itu tetap mengundang pertanyaan besar. Mungkinkah seorang santri apalagi yang sudah mendapat gelar 'ulama' bisa melangkahi makam ulama yang dihormati dikalangan santri? Apalagi makam seorang ulama yang dikaramatkan!
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa berjalan di atas bara api atau pedang masih lebih disukai oleh Nabi Saw. dibanding berjalan atau melangkahi kuburan seorang Muslim. Ini menunjukkan bahwa melangkahi dan berjalan di atas kuburan termasuk perbuatan yang sangat dilarang oleh Nabi.
Dalam banyak literatur disebutkan bahwa berjalan di atas bara api atau pedang masih lebih disukai oleh Nabi Saw. dibanding berjalan atau melangkahi kuburan seorang Muslim. Ini menunjukkan bahwa melangkahi dan berjalan di atas kuburan termasuk perbuatan yang sangat dilarang oleh Nabi.
Selain Sandi, dalam video berdurasi 14 menit itu terlihat juga Prabowo sedang menabur bunga diatas makam sebelahnya. Seakan paham betul tentang etika ziarah, Prabowo kemudian memilih tidak melangkah diatas makam untuk menabur bunga pada makam sebelahnya.
Melihat cara Sandi yang seperti itu, seharusnya Prabowo-lah yang lebih berhak menerima gelar santri dan ulama. Karena dianggap tidak menyimpang dari etika-etika tentang ziarah kubur, salah satunya tidak menginjak atau melangkah diatas kuburan.
Kejadian itu pula, seharusnya menjadi koreksi bagi pihak yang mudah memberikan gelar santri dan ulama bagi seseorang, apalagi tujuannya hanya kepentingan sementara, yaitu Pilpres 2019.
Sebelumnya, sosok Sandi dinilainya juga sebagai santri, meskipun orang lain tak berkata demikian. Sebutan itu datang dari presiden PKS, Shohibul Iman. Tidak berselang lama, kemudian Hidayat Nur Wahid yang juga PKS menyebut Sandiaga Uno adalah seorang ulama. (*)
0 Comments