1. KPK Tetapkan Taufik Kurniawan Tersangka Suap Dana Kebumen
Jakarta, ngokos.id -- Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan tersangka kasus suap terkait pengurusan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Kebumen yang bersumber dari APBN tahun anggaran 2016, senilai Rp100 miliar.
Taufik diduga membantu Bupati nonaktif Kebumen Yahya Fuad, dalam pengurusan DAK Kabupaten Kebumen itu. Dia diduga menerima sekitar Rp3,65 miliar.
"KPK tetapkan TK (Taufik Kurniawan), TK ini wakil ketua DPR, sebagai tersangka. TK yang merupakan wakil ketua DPR diduga menerima hadiah atau janji," kata Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan dalam jumpa pers, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (30/10).
Elite Partai Amanat Nasional (PAN) itu merupakan wakil rakyat dari Dapil Jawa Tengah VII yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen.
Atas perbuatan tersebut Taufik disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Awal September 2018 lalu, Taufik sempat diminta keterangannya terkait pengembangan kasus dugaan suap proyek yang bersumber dari DAK pada APBN 2016, senilai Rp100 miliar. Namun, dia enggan membeberkan permintaan keterangan yang dilakukan penyelidik KPK kepada dirinya.
Nama Taufik pernah mencuat dalam persidangan kasus dugaan korupsi dengan terdakwa pengusaha asal Kebumen, Khayub Muhammad Lutfi, di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu 4 Juli 2018 lalu.
Taufik disebut oleh Bupati nonaktif Kebumen Yahya Fuad menerima uang sebesar Rp3,7 miliar terkait dengan pengalokasian DAK untuk Kabupaten Kebumen yang bersumber dari APBN.
Yahya mengaku bertemu dua kali dengan Taufik di Semarang dan Jakarta. Dalam pertemuan itu, kata Yahya, ada kewajiban sebesar 5 persen yang harus diberikan jika DAK sebesar Rp100 miliar cair. Uang fee tersebut diberikan dua kali melalui orang suruhan Taufik.
Yahya sendiri didakwa menerima suap sekitar Rp12 miliar terkait sejumlah proyek di Kabupaten Kebumen selama tahun 2016. Uang suap itu berasal dari para kontraktor yang akan mengerjakan berbagai proyek dari dana APBD 2016.
Uang dari para pengusaha itu sebagian diberikan kepada seseorang untuk pengurusan anggaran di pusat. Uang sebesar Rp1 miliar diberikan kepada seseorang di Hotel Gumaya, Semarang melalui Hojin Ansori.
Tak hanya itu, Yahya kembali menyerahkan uang Rp 2 miliar kepada seseorang di Semarang, melalui mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Adi Pandoyo. Selain proyek di Dinas Pekerjaan Umum, Yahya juga membagi-bagikan proyek di Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen.
*****
2. Amien Rais Dikotomikan Partai Setan dan Partai Allah
Jakarta, ngokos.id -- Ketua Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Amien Rais mendikotomikan partai-partai politik di Indonesia jadi dua kutub yakni partai setan dan partai Allah.
"Sekarang ini kita harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa ini untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai. Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah. Untuk melawan siapa? untuk melawan hizbusy syaithan," ujar Amien dalam tausiyah usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4) pagi.
"Orang-orang yang anti Tuhan, itu otomatis bergabung dalam partai besar, itu partai setan. Ketahuilah partai setan itu mesti dihuni oleh orang-orang yang rugi, rugi dunia rugi akhiratnya... Tapi di tempat lain, orang yang beriman bergabung di sebuah partai besar namanya hizbullah, Partai Allah. Partai yang memenangkan perjuangan dan memetik kejayaan," imbuh dia.
Saat dikonfirmasi usai memberikan tausiyah, Amien enggan membeberkan partai apa saja yang masuk kategori hizbus syaithan.
"Saya enggak katakan begitu. Jadi bukan partai, tapi cara berpikir. Cara berpikir yang untuk Allah dan yang diikuti oleh setan. Gelombang pro setan merugi, gelombang besar yang didikte kehendak Allah pasti menang," kata dia.
Dalam tausiyahnya, Amien yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan perubahan suatu negara tak lepas dari perubahan politik. Dengan kata lain, ia menegaskan politik adalah panglima dalam perubahan.
"Perubahan ekonomi, perubahan pendidikan, penegakan hukum, penegakan akhlak, dan lain-lain itu tergantung kepada kekuasaan politik itu," kata Amien.
Perubahan kekuasaan politik di Indonesia, tegas dia, harus diperjuangkan mulai saat ini. Indonesia pada tahun ini menggelar pemilihan kepala daerah serentak di 171 daerah (provinsi, kabupaten, kota).
Selanjutnya, tahun depan bakal digelar pemilu legislatif dan pemilihan presiden.
"It's now or never (sekarang atau tidak sama sekali). Tomorrow, next year, will be too late (esok, tahun depan, sudah terlambat). Jadi tahun depan ini adalah penentuan yang lebih meyakinkan lagi. Kalau kita biarkan kekuasaan hizbusy syaithan, setan enggak pernah bisa kompromi," ujar Amien.
Dalam tausiyahnya Amien juga mengkritik pernyataan Presiden Jokowi di Sibolga, Sumatera Utara soal pemisahan agama dari politik.
"Ini presiden yang ilmunya pas-pasan... Sehingga kemudian memang untuk merekonstruksi bangsa kita ini, harus mulai dari rekonstruksi pimpinannya," kata dia.
Usai tausiyah, Amien menerangkan ada fakta gerakan 'Ganti Presiden tahun 2019' menyebar di Indonesia. Ia mengklaim dari kelas bawah, menengah, guru, hingga pegawai telah terpapar itu.
"Terjadi karena Allah menghendaki, sebagai orang beragama yakin bahwa kekuasaan sepenuhnya di tangan Allah," kata Amien.
"Allah memberikan kekuasaan bagi siapapun yang dikehendaki, akan mencabut kembali dari siapapun yang dikehendaki. Saya tidak boleh mendahului takdir Allah, tapi prediksi boleh. Memang pamor pak Jokowi secara sistematik merosot terus," Amien melanjutkan.
*****
3. Respons Amien Rais, Mahfud MD Sebut Semua Partai Ada Setannya
Jakarta, ngokos.id -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Muhammad Mahfud MD berkelakar bahwa semua partai politik yang telah menempatkan wakilnya di parlemen memiliki karakteristik sebagai 'partai setan' karena tak semua kadernya bersih dari tindak kejahatan.
Hal itu ia sampaikan merespon ceramah Amien Rais soal 'partai setan' dan 'partai Allah' yang dilontarkan pada gerakan salat subuh berjamaah di Jakarta, Jumat (13/4) lalu.
"Tapi partai setan juga semua partai [di parlemen] ada setannya," kata Mahfud diselingi tawa di kantor DPP PSI, Jakarta, Minggu (24/4).
Menurut Mahfud, setan merupakan golongan yang memiliki sifat negatif dan tak terpuji dalam tiap tindakannya sebagaimana termaktub dalam kajian teologis.
Hal itu pula yang diibaratkan Mahfud untuk merujuk parpol yang kadernya melakukan kejahatan seperti melakukan tindak pidana korupsi.
"Paling tidak kalau perilaku korupsi itu dianggap perilaku setan, ya semua partai kan ada setannya," tambah mantan menteri pertahanan era presiden Abdurrahman Wahid alias Gus dur itu.
"(Parpol) yang sudah dapat kursi di DPR, semuanya punya wakil di penjara juga. Semua parpol yang ada sekarang lah," tambah dia.
Melihat hal itu, Mahfud menilai saat ini tak ada parpol di Indonesia yang pantas menyandang gelar dan masuk dalam karakteristik sebagai 'partai Allah'.
Hal itu karena semua kader partai belum sepenuhnya suci ibarat Tuhan dan tak lepas dari kesalahan.
"Dari partai yang ada, mana yang selalu berbuat baik? Pasti ada unsur setannya, misalnya PKS, PAN, Gerindra, apalagi? itu kan ada koruptornya di penjara sekarang, kita kan hapal nama-nama mereka," ujar Mahfud.
Mahfud memiliki karakteristik tersendiri untuk menandingi dua dikotomi yang dilontarkan Amien Rais, yakni 'partai manusia' untuk menggambarkan kondisi partai politik di Indonesia saat ini.
Hal itu tak bisa dilepaskan dari sifat manusia yang memiliki sifat baik sekaligus memiliki sifat salah dan lupa dalam tindakannya di dunia.
"Jadi, karena partai yang lain juga pasti ada orang-orang baiknya juga sekaligus ada koruptornya juga, oleh karena itu kita [sebut] jadi partai manusia ajalah," pungkas dia.
[semua artikel diatas sudah tayang di CNNIndonesia.com]
0 Comments