Sejumlah Pengamat, Politisi Hingga Akademisi Nilai Hoaks Ratna Sarumpaet Turunkan Elektabilitas Prabowo-Sandi


Jakarta, ngokos.id -- Kasus penyebaran berita bohong alias hoaks oleh Ratna Sarumpaet dinilai akan menggerus elektabilitas pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sejumlah pengamat, akademisi sampai politisi menganggap hoaks yang bergulir dari kebohongan Ratna Sarumpaet diprediksi bakal mempengaruhi elektabilitas Prabowo-Sandi.

Prof. Indria Samego (LIPI)

Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai kasus informasi bohong atau hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet hanya akan sementara memengaruhi elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Kalau surveinya sekarang dilakukan, pasti berpengaruh," ujar Indria Samego, kepada Tribunnews.com, Jumat (5/10). Namun kata dia, Pilpres 2019 baru akan digelar pada April 2019 mendatang, bukan sekarang.

Lamanya waktu pencoblosan, menurut dia, bisa mendorong perubahan dukungan publik kepada pasangan Prabowo. Hal itu akan terjadi seiring dengan startegi politik positif dan belajar dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet. "Tapi, kita kan suka pendek memorinya, jadi mudah lupa," katanya.

Adi Prayitno (Parameter Indonesia)

Senada dengan Indria Samego, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, saat penyebaran hoaks terjadi, Ratna masih tercatat sebagai juru kampanye nasional Prabowo-Sandi. Karenanya, lanjut Adi, isu miring ini akan terus dikaitkan dengan Prabowo-Sandi.

"Secara alamiah hoaks yang dilakukan Ratna itu mendegradasi Prabowo-Sandi. Ini cukup merugikan," kata Adi kepada Sindonews, Senin (8/10) sindonews.com

Leo Agustino (Akademisi Untirta, Serang Banten)

Begitu juga, Leo Agustino, pengamat politik yang juga pengajar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang Banten. Ia menilai elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan tergerus karena berita bohong atau hoaks atas penganiayaan Ratna Sarumpaet.

"Elektabilitas pasangan Prabowo akan tergerus," ujar Leo Agustino (5/10) seperti dikutip ngokos.id. Menurunnya elekabilitas pasangan nomor urut 02 ini menurut dia, disebabkan oleh dua hal.

Pertama, pasca-pengakuan Ratna Sarumpaet, dia melihat, akan ada perpecahan dalam internal pasangan Prabowo-Sandiaga. Keretakan internal tersebut, lanjut dia, disebabkan oleh sikap saling curiga antar-pendukung.

Sehingga ujung perpecahan itu akan mengakibatkan kekacauan program kampanye pasangan Prabowo-Sandiaga. "Ini faktor pertama yang menyebabkan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi menjadi menurun," jelasnya.

Kedua, semakin banyak orang yang tidak percaya pada informasi yang disampaikan oleh orang-orang dekat pasangan Prabowo-Sandiaga. "Akibatnya, elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi pada Pemilu 2019 akan tergerus dan menurun," ucapnya.

Wawan Masudi (UGM)

Sedikit berbeda dengan beberapa pengamat diatas, Wawan Masudi pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada menganggap fenomena hoaks Ratna Sarumpaet jadi cerminan kubu Prabowo-Sandi menghalalkan segala cara untuk menyerang petahana, Jokowi.

"Ini menunjukkan kubu Prabowo apa pun peluang yang mungkin digunakan menyerang Pak Jokowi dipakai. Sayangnya proses verifikasi dan validasi tidak dilakukan," kata Wawan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (3/10).

"Terjebak sendiri toh akhirnya," Wawan menambahkan.

Muhaimin Iskandar (Politisi)

Pasti yang selama ini ke mana-mana akan balik kandang, apalagi dari peristiwa RS, itu pukulan telak yang akan membawa fakta bahwa pilihan bergeser ke Pak Jokowi," kata Cak Imin di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/10).

Cak Imin pun merujuk hasil survei yang terus menunjukkan kenaikan tren elektabilitas Jokowi. Berdasarkan hal itu, Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf itu meyakini pemilih Prabowo yang kecewa terhadap kasus hoax Ratna akan memalingkan dukungannya ke Jokowi.

"Kita lihat survei, tapi kita yakini sepenuhnya peristiwa RS ini betul-betul akan memindahkan pemilih Prabowo ke Jokowi," ujarnya seperti dilansir detiknews.com.

Hasil Survei SMRC

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei nasional terhadap elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2019. Hasilnya, pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sebagaimana ditulis detik.com survei dilakukan pada 7-14 September 2018 terhadap 1.220 responden dengan response rate 1.074 responden. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei kurang lebih 3,05 persen.

Simulasi dilakukan dengan pertanyaan 'seandainya pemilihan presiden dilakukan sekarang ini, siapa yang akan bapak/ibu pilih di antara dua pasangan calon presiden dan wakil presiden berikut?.

"Pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin meraih perolehan suara 60,4%, jauh mengungguli Prabowo Subianto Sandiaga Uno 29,8%. Sedangkan, pemilih yang tidak tahu/rahasia sebesar 9,8%," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan dalam paparannya, di Kantor SMRC, Jalan Cisadane, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/10).

Berikut hasil survei elektabilitas capres-cawapres:

Jokowi-Ma'ruf Amin: 60,4%
Prabowo-Sandiaga: 29,8%
Tidak tahu atau rahasia: 9,8%
(*)

Post a Comment

0 Comments