Gempa Politik PKS; Merasa Tidak Dihargai DPP, Ratusan Kader PKS Bali Mundur Berjamaah

Pengurus DPTW Hingga DPD PKS Bali saat memberikan pernyataan mundur berjamaah.

Bali, ngokos.id -- Gempa perpecahan terjadi di tubuh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Selain ada ketidaksingkronan di internal DPP PKS antara Presiden PKS, Shohibul Iman dengan politisi yang juga wakil ketua DPR-RI Fahri Hamzah juga terjadi tragedi mengenaskan di jajaran pengurus DPTW PKS Bali.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Mujiono, Ketua DPTW PKS Bali dalam sebuah video berdurasi 3:22 menit bahwa telah terjadi sikap otoritarianesme yang ditunjukkan oleh pengurus DPP PKS terhadap pengurus DPTW Bali.

Sikap otoritarianesme yang dimaksud Mujiono adalah terkait dengan pengggantian kepengurusan PKS Bali yang tidak sesuai dengan AD/ART partai berlambang padi dan bulan sabit tersebut.

Parahnya menurut Mujiono, pergantian itu dilakukan setelah PKS dinyatakan lolos oleh KPU sebagai peserta pemilu. Dengan begitu, Mujiono dan jajaran DPTW PKS Bali merasa tidak dihargai. Pihaknya beralasan bahwa melihat perjuangan untuk lolos mengikuti pemilu 2019 itu sangat berat.

Selain itu, kata Mujiono dewasa ini, terdapat ketidaksamaan antara sikap dan tindakan pimpinan berbeda jauh dengan nilai-nilai islam yang selama ini menjadi asas PKS.

Sebab itu, gelombang pengunduran diri tidak bisa dihindarkan. Ratusan pengurus mulai dari tingkat wilayah sampai dengan tingkat paling bawah memutuskan keluar dari kepengurusan PKS secara berjamaah.

Tidak hanya itu, mulai detik itu kata Mujiono seluruh kader PKS menanggalkan semua atribut partai yang selama 18 tahun mereka bangun, termasuk baju dan almamater.

Dalam video itu, Mujiono juga menyampaikan terimakasih dan permohonan maaf kepada masyarakat Bali yang selama ini telah mempercayai dan memberikan tempat kepada PKS di Bali. (*)

Post a Comment

0 Comments